Ironi Anggaran: Baju Dinas Mewah, Pendidikan & Infrastruktur Merana Akibat Efisiensi 2025
.png)
Inpres Efisiensi Anggaran: Apa dan Bagaimana?
- Pemangkasan anggaran belanja kementerian dan lembaga sebesar Rp256,1 triliun
- Pemangkasan transfer anggaran ke daerah senilai Rp50,59 triliun
Anggaran Fantastis untuk Baju Dinas yang Menimbulkan Kontroversi
Di tengah efisiensi anggaran tersebut, terungkap beberapa kasus pengadaan pakaian dinas dengan anggaran yang fantastis:
Pakaian Dinas Gubernur dan Wakil Gubernur Banten: Rp1 Miliar
Pemerintah Provinsi Banten mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,015 miliar untuk pengadaan pakaian dinas Gubernur dan Wakil Gubernur Banten terpilih, Andra Soni dan Dimyati Natakusumah. Anggaran ini terungkap dalam Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) tahun 2025.
Plt Kepala Biro Umum Sekretariat Daerah Banten, Rina Dewiyanti, menjelaskan bahwa pakaian tersebut terdiri dari Pakaian Dinas Harian (PDH), Pakaian Sipil Harian (PSH), Pakaian Dinas Umum (PDU), Pakaian Kenegaraan, dan pakaian dinas lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dan hari tertentu.
"Penganggaran pakaian dinas gubernur dan wakil gubernur telah memperhatikan jenis pakaian, kualitas dan standar harga sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan," kata Rina.
Baju Dinas DPRD DKI Jakarta: Rp2,5 Miliar
DPRD DKI Jakarta menganggarkan Rp2,5 miliar untuk baju dinas baru bagi 106 anggotanya. Plt Sekretaris DPRD Jakarta Augustinus membenarkan hal tersebut dan menyatakan bahwa anggaran tersebut sudah sesuai dengan prosedur.
"Terkait pakaian dinas Dewan memang benar dianggarkan sebesar Rp2,5 M. Dapat kami jelaskan bahwa pakaian Dinas tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 2017 pada pasal 12," kata Augustinus.
Setiap anggota dewan akan
mendapatkan lima setel pakaian dinas, termasuk baju safari, baju harian, baju
untuk paripurna, dan baju khas adat (baju ujung serong). Dengan total 106
anggota dewan, setiap anggota mendapatkan baju dinas senilai sekitar Rp23,8
juta.
Baju Dinas DPRD Kota Serang: Rp500 Juta Lebih
Di Kota Serang, anggaran untuk baju dinas 45 anggota DPRD mencapai lebih dari Rp500 juta. Hal ini memicu kritik dari masyarakat yang menganggap anggaran tersebut terlalu besar untuk pengadaan pakaian dinas.
Pakaian Dinas DPRD Magetan: Rp300 Juta
DPRD Kabupaten Magetan mengalokasikan anggaran sekitar Rp300 juta untuk pengadaan pakaian dinas anggota dewan. Anggaran tersebut dirinci menjadi belanja Pakaian Sipil Harian (PSH) sebesar Rp148,96 juta, belanja Pakaian Sipil Resmi (PSR) sebesar Rp164,5 juta, belanja Pakaian Sipil Lengkap (PSL) sebesar Rp7 juta, dan belanja Pakaian Dinas Harian (PDH) sebesar Rp3,04 juta.
Hartono, seorang warga Magetan yang diwawancarai, menyatakan keheranannya atas anggaran tersebut. "Nilainya sebesar itu ternyata, hanya untuk beli pakaian dinas anggota Dewan," ujarnya.
Dampak Efisiensi Anggaran Pada Sektor Pendidikan dan Pembangunan
Sementara anggaran besar dialokasikan untuk baju dinas, kebijakan efisiensi anggaran berdampak signifikan pada sektor-sektor penting seperti pendidikan dan pembangunan:
Dampak pada Sektor Pendidikan:
Pengurangan Anggaran Besar untuk Kementerian Pendidikan
- Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiksaintek) terkena pemangkasan sebesar Rp22,54 triliun
- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengalami pemangkasan Rp8,03 triliun
Dampak pada Kualitas Pendidikan :
Menurut pengamat pendidikan Universitas Negeri Semarang, Edi Subkhan,
efisiensi anggaran pendidikan akan berdampak pada:
- Penurunan kualitas riset: "Pengurangan dana riset ini imbasnya akan luar biasa ke depannya"
- Masyarakat kelas bawah berpotensi kehilangan beasiswa
- UKT PTN berpotensi naik karena bantuan operasional perguruan tinggi dipangkas hingga 50 persen
- Kesejahteraan dosen diragukan dengan pemotongan tunjangan dosen non-PNS hingga 25 persen
Dampak pada Pembangunan Infrastruktur Pendidikan :
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) Achmad Zuhri menyatakan:
"Kebijakan pemangkasan anggaran pendidikan bisa berdampak pada pembangunan dan perawatan infrastruktur sekolah."
Dampak pada Pembangunan:
Pembatalan Proyek Infrastruktur :
Kementerian Pekerjaan Umum terpaksa membatalkan beberapa kegiatan fisik dan pembelian alat baru, serta mengurangi dana tanggap darurat akibat efisiensi anggaran.
Penurunan Layanan Publik :
Beberapa instansi melaporkan bahwa pemangkasan anggaran mengakibatkan
penurunan kualitas layanan publik, seperti:
- BMKG: Pemeliharaan alat operasional utama (Aloptama) berkurang hingga 71%, berpotensi menyebabkan peralatan mati
- Ombudsman: Tidak dapat bekerja maksimal karena anggaran hanya cukup untuk menggaji karyawan, tidak untuk kegiatan substansial
- LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban): Menurunnya kualitas perlindungan saksi dan korban
Kritik dan Tanggapan atas Kebijakan Efisiensi Anggaran
Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mendesak pemerintah untuk meninjau kembali keputusan pemangkasan anggaran pendidikan tahun 2025:"Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Jangan sampai pemangkasan anggaran ini justru menghancurkan masa depan anak-anak Indonesia," ucapnya.
JPPI juga meminta pemerintah untuk lebih memperhatikan:
- Nasib anak-anak yang tidak/putus sekolah
- Daerah-daerah yang belum memiliki sekolah
- Kondisi infrastruktur sekolah yang rusak
- Nasib guru honorer yang tidak diakui
- Kesejahteraan guru dan dosen
- Biaya sekolah dan kuliah yang semakin mahal
Kesimpulan
Sumber: KompasTV, Kompas.com, Tribun Banten, DetikNews, NUOnline, SahabatPegadaian