0
Home  ›  Cara Mendidik Anak  ›  Parenting

Pentingnya Pendidikan Berbasis Akhlakul Karimah di Era Modern

Di era modern yang penuh tantangan, pendidikan akhlakul karimah menjadi pondasi penting dalam pembentukan karakter dan moral anak-anak hingga remaja. Pendidikan ini tidak hanya bertujuan menghasilkan individu yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan spiritual dan emosional yang matang.

Pentingnya Pendidikan Berbasis Akhlakul Karimah  Pentingnya Pendidikan Berbasis Akhlakul Karimah

Memahami Konsep Akhlakul Karimah

Akhlakul karimah, yang berasal dari kata "akhlak" (budi pekerti) dan "karimah" (mulia/terpuji), merupakan konsep komprehensif yang mencakup perilaku, sikap, dan karakter positif seseorang. Menurut Dr. HM. Zainuddin dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, konsep akhlakul karimah sering dipahami secara sempit sebatas sopan santun, padahal maknanya jauh lebih luas.

"Akhlakul karimah itu mencakup berbuat kebajikan kepada semua, termasuk menjaga keseimbangan alam semesta ini (mencakup persoalan ekologi, HAM, keadilan, demokratisasi, ketimpangan sosial dsb.)." [UINMalang]

Imam Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai "sifat yang tertanam dalam jiwa manusia dan dapat menimbulkan tingkah laku terpuji dengan mudah tanpa perlu pemikirian dan pertimbangan secara mendalam." Beliau menyebutkan empat prinsip utama akhlak:

  1. Hikmah (kebijaksanaan) - kemampuan memahami hal baik dan buruk
  2. Asy-syaja'ah (keberanian) - ketaatan emosi pada akal
  3. Al-'iffah (penjagaan diri) - pengendalian syahwat melalui pendidikan akal dan syariat
  4. Al-'adl (keadilan) - kekuatan jiwa menghadapi syahwat berdasarkan kebijaksanaan

 

Urgensi Pendidikan Akhlakul Karimah di Era Modern

1. Merespons Krisis Moral Generasi Muda

Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan moral, khususnya pada anak-anak dan remaja. Kasus bullying, tawuran, pemukulan, penganiayaan, dan perilaku tidak sopan terhadap orang tua dan guru menunjukkan merosotnya moral generasi muda.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren peningkatan kenakalan remaja, dengan kasus meningkat sebesar 10,7% dari tahun 2013 hingga 2016, mencapai 8.597 kasus pada 2016. Kasus-kasus ini meliputi tawuran, membolos sekolah, pencurian, pembunuhan, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan narkoba.

 

2. Menghadapi Tantangan Era Digital

Generasi muda tumbuh dalam lingkungan teknologi canggih yang terkoneksi secara digital. Hal ini memunculkan tantangan baru dalam pendidikan akhlak. Menurut penelitian dari Jurnal Pendidikan Islam, penggunaan gadget yang berlebihan dapat merusak akhlak peserta didik, menimbulkan rasa malas belajar, emosi tidak stabil, hingga kerusakan mata dan mental.

"Generasi Z tumbuh dan berkembang dalam era teknologi yang canggih dan terkoneksi secara digital di tengah kemajuan teknologi yang pesat ini. Hal ini menyebabkan mereka terpapar dengan berbagai pengaruh negatif di dunia digital, seperti konten yang tidak pantas, kekerasan, perilaku menyimpang, dan intoleransi." [Kompasiana]

 

3. Menjaga Identitas di Era Globalisasi

Globalisasi mempermudah pertukaran informasi dan budaya, namun juga membawa tantangan terhadap nilai-nilai tradisional dan identitas keislaman. Generasi muda perlu dibekali dengan akhlakul karimah yang kuat agar tidak kehilangan jati diri.

"Seperti yang kita ketahui pada zaman globalisasi ini teknologi sangatlah maju dan berkembang sehingga memudahkan kita saling bertukar informasi kepada siapa saja dan di mana saja... Banyak dampak negatif yang dapat kita lihat pada zaman globalisasi ini yaitu maraknya generasi muda yang kehilangan akhlaknya, dengan melanggar norma-norma yang telah ditetapkan, berkata kasar dan kejam, hilangnya rasa tanggung jawab dan sopan santun..." [Kumparan]

 

Metode Pendidikan Akhlakul Karimah Menurut Pakar Islam

Metode Al-Ghazali dalam Pendidikan Akhlak

Imam Al-Ghazali, tokoh pendidikan Islam ternama, menawarkan beberapa metode pendidikan akhlak yang masih relevan hingga kini:

1. Metode Keteladanan (Uswah) - Orang tua dan pendidik harus menjadi teladan nyata bagi anak-anak

"Disini guru sebagai teladan bagi anak didiknya dalam lingkungan sekolah disamping orang tua dirumah. Guru hendaknya menjaga dengan baik perbuatan maupun ucapanya sehingga naluri anak yang suka meniru dan mencontoh dengan sendirinya akan mengerjakan apa yang disarankan baik itu orang maupun guru." [JurnalAl-Fikr]

 

2. Metode Pembiasaan - Melatih anak untuk terbiasa melakukan kebaikan sejak dini

"Pembiasaan yang baik merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat kaitanya dengan perkembangan jiwa keagamaan serta akhlakul karimah seseorang."

 

3. Metode Kisah dan Dialog - Menggunakan kisah-kisah teladan dan dialog untuk memperkuat pemahaman

"Al-Ghazali berpendapat, dengan metode dialog yang diterapkan bertujuan untuk memperkuat ingatan dan memperdalam pemahaman anak dalam suatu topik atau masalah yang sedang dipelajarinya." [Jurnal Syifaal-Qulub]

 

Cara Menanamkan Akhlakul Karimah pada Anak

Berdasarkan artikel yang Anda bagikan, berikut adalah cara-cara efektif untuk menanamkan akhlakul karimah:

1. Menanamkan Akhlakul Karimah Sejak Dini

Pendidikan akhlak idealnya dimulai sejak dini sebagai landasan pembentukan karakter positif anak. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Akhlak Lil Banin karya Syekh Umar bin Ahmad Baradja:

"Wajib atas seorang anak berakhlak dengan akhlak yang baik dari kecilnya, agar kehidupannya dicintai ketika dewasa. Tuhannya akan rida padanya, keluarganya akan senantiasa mencintainya dan bahkan seluruh manusia."

 

2. Menjadikan Akhlakul Karimah sebagai Keyakinan

Pendidikan akhlak perlu dijadikan keyakinan yang tertanam kuat dalam diri anak. Dengan keyakinan bahwa akhlakul karimah tidak akan termakan zaman dan berlaku di mana pun dan kapan pun, anak akan lebih konsisten dalam menerapkannya.

 

3. Mengajarkan Akhlak Melalui Ibadah

Pendidikan akhlak dapat diajarkan melalui pembiasaan ibadah sejak dini. Orang tua dapat mengajarkan shalat tepat waktu dan membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar kepada anak.

 

4. Menanamkan Akhlak Bersifat Menyeluruh

Akhlakul karimah bersifat universal, berlaku untuk semua orang, tempat, dan waktu. Anak perlu diajarkan bahwa berbuat baik tidak memandang status sosial, agama, atau latar belakang orang lain.

 

5. Menjaga dan Memelihara Akhlak

Pendidikan akhlak tidak cukup hanya diajarkan, tetapi harus terus dijaga dan dipelihara. Pengawasan dan bimbingan berkelanjutan diperlukan agar anak senantiasa berhati-hati dalam berucap dan bertindak.

 

Strategi Implementasi di Era Modern

Untuk mengimplementasikan pendidikan akhlakul karimah di era modern, terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan:

 

1. Pendidikan Langsung dan Tidak Langsung

Pendidikan akhlak dapat dilakukan secara langsung melalui teladan, anjuran positif, latihan, kompetisi, dan pembiasaan. Secara tidak langsung, dapat melalui larangan, koreksi, dan konsekuensi yang mendidik.

 

2. Program Kegiatan Keagamaan

Sekolah dapat membuat program kegiatan keagamaan untuk memantapkan rasa keagamaan siswa, seperti:

  • Shalat zhuhur berjamaah
  • Peringatan hari besar Islam
  • Program Ramadhan di sekolah
  • Peraturan kedisiplinan yang menunjang akhlak

 

3. Pemanfaatan Teknologi Secara Positif

Pendidik perlu mengajarkan cara menggunakan teknologi secara positif dan bijaksana. Dengan bimbingan yang tepat, teknologi dapat menjadi alat untuk memperkuat pengetahuan agama dan akhlak.

 

4. Kolaborasi Tripusat Pendidikan

Pendidikan akhlak memerlukan sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Komunikasi yang baik antara ketiga pihak ini akan memperkuat internalisasi nilai-nilai akhlakul karimah pada anak.

 

Kesimpulan

Pendidikan berbasis akhlakul karimah merupakan kebutuhan mendesak di era modern yang penuh tantangan moral dan etika. Pendekatan ini tidak hanya memfokuskan pada pengetahuan akademis, tetapi juga pengembangan karakter dan akhlak mulia yang berlandaskan nilai-nilai Islam.

Sebagaimana diungkapkan oleh Imam Al-Ghazali, pendidikan akhlak bertujuan untuk membentuk manusia sempurna (Insan Kamil) yang tidak hanya pintar tetapi juga berakhlak mulia. Dengan pendidikan akhlakul karimah yang komprehensif, diharapkan generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi pribadi yang tangguh menghadapi era modern tanpa kehilangan jati diri dan nilai-nilai luhur.

Sebagai orang tua, pendidik, atau masyarakat, kita memiliki tanggung jawab bersama dalam menanamkan akhlakul karimah kepada generasi penerus bangsa. Melalui keteladanan, pembiasaan, dan pendidikan yang konsisten, kita dapat membantu membentuk generasi yang berakhlak mulia dan mampu berkontribusi positif bagi bangsa dan umat manusia.


Post a Comment
Menu
Search
Theme
Share
Additional JS